MAKALAH PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ANALISIS DASAR ILMU EKONOMI MIKRO MAKRO SYARIAH

MAKALAH

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ANALISIS DASAR ILMU EKONOMI MIKRO MAKRO SYARIAH

Dosen Pengampu:  Wiwik Damayanti, M. Esy


Disusun Oleh:
Nama             : Riwanto
NPM              : 15120020
Kelas              : III B




INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIM) NU
METRO LAMPUNG
2016



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat bagi Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian Dan Ruang Lingkup Analisis Dasar Ilmu Ekonomi Mikro Makro Syariah”. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Makro Syariah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Oleh sebab itu penulis ucapkan terima kasih banyak kepada :
1.    Wiwik Damayanti, M. Esy, selaku dosen mata kuliah Ekonomi Mikro Makro Syariah.
2.    Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya pada penulis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Metro, 1 Oktober 2016


Penulis





DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................   i
Kata Pengantar ............................................................................................   ii
Daftar Isi......................................................................................................   iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ..............................................................................   1
B.  Rumusan masalah..........................................................................   2
C.  Tujuan Penulisan............................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN
1.    Pengertian Ekonomi Mikro Islam..................................................   3
2.    Ruang Lingkup Ekonomi Mikro Islam..........................................   3
3.    Karakteristik Ekonomi Mikro Islam..............................................   5
4.    Pengertian Ekonomi Makro Islam.................................................   8
5.    Ruang Lingkup Ekonomi Makro Islam.........................................   9
6.    Prinsip Ekonomi Makro Islam.......................................................   9
7.    Arti Pentingnya Makro Ekonomi Islam.........................................   10
8.    Model Ekonomi Makro Islam........................................................   12
9.    Perbedaan Ekonomi Mikro Dan Makro.........................................   13
BAB IV   PENUTUP
A.  Kesimpulan....................................................................................   14
B.     Saran ............................................................................................   14
DAFTAR PUSTAKA


N  BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi biasanya dibedakan kepada dua yaitu Mikroekonomi dan Macroekonomi. Mikroekonomi dan Makroekonomi sangat berbeda jauh. Baik dari segi bahasa maupun pengertiannya. Sekarang ini, setiap masyarakat berusaha untuk mencapai “tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi”. Namun dalam setiap kegiatan ekonomi tidak selalu mencapai keadaan yang menimbulkan perekonomian yang tangguh dan baik. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pengangguran, inflasi dan ketidakstabilan neraca pembayaran.
Menurut pengetahuan umum (pengetahuan dasar) pada fakultas ekonomi, teori Mikro ekonomi didefinisikan sebagai teori ekonomi yang menelaah hubungan (prilaku) variable ekonomi individual, atau prilaku ekonomi dalam ruang lingkup kecil, seperti: permintaan suatu barang, produksi suatu barang, konsumsi suatu barang, harga suatu barang dan lain sebagainya.
Adapun teori Makro ekonomi adalah teori ekonomi yang menelaah hubungan (prilaku) variable-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan) seperti kesempatan kerja, inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB), pendapatan nasional, permintaan uang,  investasi nasional, jumlah uang beredar, tingkat bunga, utang pemerintah, neraca pembayaran dan lain sebagainya.  Demikianlah definisi dari ekonomi mikro dan ekonomi makro.
 Begitu pula, apabila yang diperhatikan adalah tingkah laku konsumen, maka yang dianalisis adalah tingkah laku keseluruhan konsumen dalam menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Dalam analisis makro ekonomi juga diperhatikan peranan pemerintahan dalam mengatur kegiatan sesuatu perekonomian.
Kemudian, bagaimanakah ekonomi Islam memandang tentang eksistensi teori mikroekonomi dan makroekonomi dalam dunia akademisi, yang seolah tampak menjadi pondasi dasar bagi para pakar ekonomi dalam membahas segala bentuk persoalan ekonomi. Berikut pembahasannya.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian ekonomi mikro islam?
2.    Apa Ruang Lingkup ekonomi mikro islam?
3.    bagaimana karakteristik ekonomi mikro islam?
4.    Apa pengertian ekonomi makro islam?
5.    Apa Ruang Lingkup ekonomi makro islam?
6.    Bagaimana prinsip ekonomi makro islam?
7.    Apa arti pentingnya makro ekonomi islam?
8.    Bagaimanakah Model ekonomi makro islam?
9.    Apa perbedaan ekonomi mikro dan makro?

C.  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian ekonomi mikro islam
2.      Mengetahui Ruang Lingkup ekonomi mikro islam
3.      Memahami karakteristik ekonomi mikro islam
4.      Mengetahui pengertian ekonomi makro islam
5.      Mengetahui Ruang Lingkup ekonomi makro islam
6.      Memahami prinsip ekonomi makro islam
7.      Mengetahui arti pentingnya makro ekonomi islam
8.      Memahami Model ekonomi makro islam
9.      Mengetahui perbedaan ekonomi mikro dan makro







BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Ekonomi Mikro Islam menurut Ekonomi Islam
Ekonomi mikro tidaklah lagi sebagaimana definisi umum yang biasa kita kenal dalam buku-buku mengenai keduanya. Yaitu ekonomi mikro disebutkan sebagai teori yang menelaah kegiatan ekonomi secara individual dari sudut pandang hubungan antara produksi, konsumsi, harga, permintaan dan penawaran. Tidaklah demikian. Sebagaimana sejarah menyebutkan, maka definisi dari ekonomi mikro dapat kita definisikan dengan definisi yang lebih akurat, yakni, “Teori ekonomi yang menelaah kegiatan ekonomi antar individu dalam suatu masyarakat, yang apabila teori tersebut dipraktekkan dalam kehidupan nyata pasti akan menimbulkan masalah, yang masalah tersebut tidak akan pernah dapat terselesaikan dengan cara apapun juga.”[1]
Apabila ada sebuah solusi yang mampu meredam gejolak masalah tersebut, pasti dikemudian hari masalah tersebut akan muncul kembali dengan permasalahan yang jauh lebih besar.

B.  Ruang Lingkup Ekonomi Mikro Islam
Pada dataran teoritis, ada beberapa pokok bahasan ilmu mikroekonomi yang telah menjadi kajian dari sudut pandang ilmu ekonomi Islam, diantaranya adalah:[2]
1.    Asumsi Rasionalitas dalam Ekonomi Islami
v Perluasan konsep Rasionalitas melalui persyaratan transitivitas dan pengaruh infak (sedekah) terhadap utilitas.
v Perluasan spektrum utilitas oleh nilai Islam tentang halal dan haram
v Pelonggaran persyaratan kontinuitas, misal permintaan barang haram ketika keadaan darurat.
v Perluasan horison waktu (kebalikan konsep time value of money)
2.    Teori Permintaan Islami
v Peningkatan Utilitas antara barang halal dan haram.
v Corner Solution untuk pilihan halal-haram.
v Permintaan barang haram dalam keadaan darurat (tidak optimal)
3.    Teori Produksi Islami
v Perbandingan pengaruh sistem bunga dan bagi hasil terhadap biaya produksi,
v pendapatan, dan efisiensi produksi.
4.    Teori Penawaran Islami
v Perbandingan pengaruh pajak penjualan dan zakat perniagaan terhadap surplus produsen.
v Internalisasi Biaya Eksternal.
v Penerapan Biaya Kompensasi, batas ukuran, atau daur ulang.
5.    Mekanisme Pasar Islami
v Mekanisme pasar menurut Abu Yusuf, al-Ghazaly, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun.
v Mekanisme pasar Islami dan intervensi harga Islami.
v Intervensi harga yang adil dan zalim.
6.    Efisiensi Alokasi dan Distribusi Pendapatan
v Infak dan maksimalisasi utilitas
v Superioritas sistem ekonomi Islam
Diskursus ilmu mikro ekonomi ini masih memiliki kekurangan mendasar karena seringkali diadopsi dari model yang dipergunakan dalam ekonomi konvensional sehingga tidak selalu sesuai dengan asumsi paradigmatiknya. Lebih-lebih lagi, pengujian empiris terhadap model-model ini tidak mungkin dilakukan sekarang karena tidak adanya sebuah perekonomian yang benar-benar islami atau yang mendekatinya, dan juga tidak tersedianya data yang diperlukan untuk pengujian tersebut. Sangat sedikit kajian yang memperlihatkan bagaimana aktivitas perekonomian muslim beroperasi pada zaman dahulu. Bahkan kajian empiris terhadap masyarakat muslim modern di negara-negara muslim maupun nonmuslim dari perspektif Islam juga amat jarang.
Namun demikian, ini tidak berarti mengurangi minat dan semangat kita mengembangkan ilmu Ekonomi Islam. Kerangka hipotesis yang telah terintis dapat berfungsi sebagai tujuan yang berguna dalam menyediakan bangunan teoritis bagi ilmu Ekonomi Islam dan mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan suatu perekonomian islam, ketika kelak hal itu telah dipraktekkan di suatu negara. Hanya dengan mengembangkan mikroekonomi yang sesuai dengan paradigma Islamlah yang akan meneguhkan identitas unik Ekonomi Islam. Oleh karena itu, “Konstruksi teori mikroekonomi di bawah batasan-batasan Islam merupakan tugas yang paling menantang di depan ilmu Ekonomi Islam”.

C.  Karakteristik Ekonomi Mikro Islam[3]
1.        Ekonomi Islam pengaturannya bersifat ketuhanan/ilahiah (nizhamun rabbaniyyun), mengingat dasar-dasar pengaturannya yang tidak diletakkan oleh manusia, akan tetapi didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan Allah s.w.t. sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Jadi, berbeda dengan hukum ekonomi lainnya yakni kapitalis (ra’simaliyah; capitalistic) dan sosialis (syuyu`iyah; socialistic) yang tata aturannya semata-mata didasarkan atas konsep-konsep/teori-teori yang dihadirkan oleh manusia (para ekonom).
2.        Dalam Islam, ekonomi hanya merupakan satu titik bahagian dari al-Islam secara keseluruhan (juz’un min al-Islam as-syamil). Oleh karena ekonomi itu hanya merupakan salah satu bagian atau tepatnya sub sistem dari al-Islam yang bersifat komprehensip (al-Islam as-syamil), maka ini artinya tidaklah mungkin memisahkan persoalan ekonomi dari rangkaian ajaran Islam secara keseluruhan yang bersifat utuh dan menyeluruh (holistik). Misalnya saja, karena Islam itu agama akidah dan agama akhlak di samping agama syariah (muamalah), maka ekonomi Islam tidak boleh terlepas apalagi dilepaskan dari ikatannya dengan sistem akidah dan sistem akhlaq (etika) di samping hukum. Itulah sebabnya seperti akan dibahas pada waktunya nanti, mengapa ekonomi Islam tetap dibangun di atas asas-asas akadiah (al-asas al-`aqa’idiyyah) dan asas-asas etika-moral (al-asas akhlaqiyyah) yang lainnya.
3.        Ekonomi berdimensi akidah atau keakidahan (iqtishadun `aqdiyyun), mengingat ekonomi Islam itu pada dasarnya terbit atau lahir (sebagai ekspresi) dari akidah Islamiah (al-`aqidah sl-Islamiyyah) yang di dalamnya akan dimintakan pertanggung-jawaban terhadap akidah yang diyakininya. Atas dasar ini maka seorang Muslim (menjadi) terikat dengan sebagian kewajibannya semisal zakat, sedekah dan lain-lain walaupun dia sendiri harus kehilangan sebagian kepentingan dunianya karena lebih cenderung untuk mendapatkan pahala dari Allah s.w.t. di hari kiamat kelak.
4.        Berkarakter ta`abbudi (thabi`un ta`abbudiyun). Mengingat ekonomi Islam itu merupakan tata aturan yang berdimensikan ketuhanan (nizham rabbani), dan setiap ketaatan kepada salah satu dari sekian banyak aturan-aturan Nya adalah berarti ketaatan kepada Allah s.w.t., dan setiap ketaatan kepada Allah itu adalah ibadah. Dengan demikian maka penerapan aturan-aturan ekonomi Islam (al-iqtishad al-Islami) adalah juga mengandung nilai-nilai ibadah dalam konteksnya yang sangat luas dan umum.
5.        Terkait erat dengan akhlak (murtabithun bil-akhlaq), Islam tidak pernah memprediksi kemungkinan ada pemisahan antara akhlak dan ekonomi, juga tidak pernah memetakan pembangunan ekonomi dalam lindungan Islam yang tanpa akhlak. Itulah sebabnya mengapa dalam Islam kita tidak akan pernah menemukan aktivitas ekonomi seperti perdagangan, perkreditan dan lain-lain yang semata-mata murni kegiatan ekonomi sebagaimana terdapat di dalam ekonomi non Islam. Dalam Islam, kegiatan ekonomi sama sekali tidak boleh lepas dari kendali akhlaq (etika-moral) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari ajaran Islam secara keseluruhan.
6.        Elastis (al-murunah), dalam pengertian mampu berkembang secara perlahan-lahan atau evolusi. Kekhususan al-murunah ini didasarkan pada kenyataan bahwa baik al-Qur’an maupun al-Hadits, yang keduanya dijadikan sebagai sumber asasi ekonomi, tidak memberikan doktrin ekonomi secara tekstual akan tetapi hanya memberikan garis-garis besar yang bersifat instruktif guna mengarahkan perekonomian Islam secara global. Sedangkan implementasinya secara riil di lapangan diserahkan kepada kesepakatan sosial (masyarakat ekonomi) sepanjang tidak menyalahi cita-cita syari`at (maqashid as-syari`ah).
7.        Objektif (al-maudhu`iyyah), dalam pengertian, Islam mengajarkan umatnya supaya berlaku dan bertindak obyekektif dalam melakukan aktifitas ekonomi. Aktivitas ekonomi pada hakekatnya adalah merupakan pelaksanaan amanat yang harus dipenuhi oleh setiap pelaku ekonomi tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, warna kulit, etnik, agama/kepercayaan dan lain-lain. Bahkan terhadap musuh sekalipun di samping terhadap kawan dekat. Itulah sebabnya mengapa monopoli misalnya dilarang dalam Islam. Termasuk ke dalam hal yang dilarang ialah perlakuan dumping dalam berdagang/berbisnis.
8.        Memiliki target sasaran/tujuan yang lebih tinggi (al-hadaf as-sami). Berlainan dengan sistem ekonomi non Islam yang semata-mata hanya untuk mengejar kepuasan materi (ar-rafahiyah al-maddiyah), ekonomi Islam memiliki sasaran yang lebih jauh yakni merealisasikan kehidupan kerohanian yang lebih tinggi (berkualitas) dan pendidikan kejiwaan.
9.        Realistis (al-waqi`iyyah). Prakiraan (forcasting) ekonomi khususnya prakiraan bisnis tidak selamanya sesuai antara teori di satu sisi dengan praktek pada sisi yang lain. Dalam hal-hal tertentu, sangat dimungkinkan terjadi pengecualian atau bahkan penyimpangan dari hal-hal yang semestinya. Misalnya, dalam keadaan normal, Islam mengharamkan praktek jual-beli barang-barang yang diharamkan untuk mengonsumsinya, tetapi dalam keadaan darurat (ada kebutuhan sangat mendesak) pelarangan itu bisa jadi diturunkan statusnya menjadi boleh atau sekurang-kurangnya tidak berdosa.
10.    Harta kekayaan itu pada hakekatnya adalah milik Alah s.w.t. Dalam prinsip ini terkandung maksud bahwa kepemilikan seseorang terhadap harta kekayaan (al-amwal) tidaklah bersifat mutlak. Itulah sebabnya mengapa dalam Islam pendayagunaan harta kekayaan itu tetap harus diklola dan dimanfaatkan sesuai dengan tuntunan Sang Maha Pemilik yaitu Allah s.w.t. Atas dalih apapun, seseorang tidak bolehbertindak sewenag-wenang dalam mentasarrufkan (membelanjakan) harta kekayaannya, termasuk dengan dalih bahwa harta kekayaan itu milik pribadinya ( QS Al Baqarah 168 )
11.    Memiliki kecakapan dalam mengelola harta kekayaan (tarsyid istikhdam al-mal). Para pemilik harta perlu memiliki kecerdasan/kepiawaian dalam mengelola atau mengatur harta kekayaannya semisal berlaku hemat dalam berbelanja, tidak menyerahkan harta kepada orang yang belum/tidak mengerti tentang pendayagunaannya, dan tidak membelanjakan hartanya ke dalam hal-hal yang diharamkan agama, serta tidak menggunakannya pada hal-hal yang akan merugikan orang lain.


D.  Pengertian Ekonomi Makro Islam
Ekonomi makro merupakan studi tentang ekonomi secara keseluruhan, yang mana menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan sepertipertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Menurut Chapra, salah satu masalah utama dalam kehidupan sosial dimasyarakat adalah mengenai cara melakukan pengalokasian dan pendistribusian sumber daya yang langka tanpa haarus tanpa harus bertentangan dengan tujuan makroekonominya. Tanpa adanya keseimbangan ini, maka masyarakat mungkin akan menghadapi berbagai masalah. Misalnya, ketika terlalu banyak proporsi sumbr daya yang dialokasikan untuk konsumsi, maka tabungan dan investasi yang ada mungkin tidak cukup untuk dapat mewujudkan full employment (kesempatan kerja penuh) dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal. Lebih lanjut lagi, Chapra menyatakan bahwa pengalokasian proporsi sumber daya untuk konsumsi yang terlalu kecil,dapat menyebabkan kemungkinan terjadi resesi dan pengangguran akibat tidak terpenuhinya permintaan konsumen. Bahkan seandainya pula sumber daya yang dialihkan untuk keperluan konsumsi secara agregat mampu mencukupi, tetap terbuka kemungkinan bahwa tidak semua kebutuhan pokok tiap individu dalam masyarakat dapat terpenuhi. Hal ini dikarenakan proporsi sumber daya tersebut banyak dipergunakan oleh orang-orang kaya dan berkuasa untuk konsumsi barang mewah dan kuraang bermanfaat, sementara proporsi sumber daya yang dialokasikan untuk barang dan jasa pemenuhan kebutuhan pokok tidak tercukupi. Dengan demikian, alokasi sumber daya tidak cukup hanya untuk menghasilkan volume konsumsi agregat yang tepat dan sebuah keseimbangan antara tabungan dan investasi, melainkan juga diperlukan untuk memberikan kontribusi kepada pemenuhan kebutuhan dasar setiap individu di satu pihak dan pada penciptaan full employment serta pertumbuhan ekonomi yang optimum di pihak lain. Di samping itu, distribusi pendapatan yang merata dan stabilitas ekonomi juga harus direalisasikan agar semua individu dalam masyarakat menikmati kehidupan yang sejahtera.[4]

E.  Ruang Lingkup Ekonomi Islam   
1.    Menurut Umer Chapra: pengalokasian dan penditribusian sumber daya yang laksa tanpa harus bertentangan dengan tujuan makro ekonomi.
2.    Menurut  Kahf: pendapat umum dalam diskusi-diskusi yang telah dilakukan dibidang makroekonomi Islam menganggap bahwa meskipun sistem pasar sangat penting namun belum memadai.
3.    Menurut saya: makro ekonomi Islam yaitu suatu sistem/ilmu yang berisi analis makroekonomi yang bersifat menyeluruh berupa pengelolaan dan pengendalian yang sejalan dengan ajaran islam.

F.   Prinsip Ekonomi makro Islam
Sebagai agama Allah, islam mengatur kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat karena perekonomian merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tertera dalam Al Qur’an dan As-Sunnah. Dimana keduanya menjadi panduan dalam menjalani kehidupan. Kedudukan kedua sumber itu menjadikan islam sebagai agama yang istimewa dibaandingkan dengan agama lain, sehingga dalam membahas perspektif ekonomi islam, segalanya bermuara pada akidahh islam berdasarkan Al Qur’an al Karim dan As Sunnah Nabawiyah.
Ekonomi dalam islam berbeda dengan sistem ekonomi yang lain dari segi tujuan, bentuk, dan coraknya. Sistem itu berusaha untuk memecahkan masalah ekonomi manusia dengan cara menempuh jalan tengah antara pola yang ekstrem yaitu kapitalis dan komunis. Lebih jelasnya bahwa ekonomi islam didasarkan pada Al Qur’an dan hadist yangb bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia dan di akhirat.[5] Ada tiga asas filsafat ekonomi islam, yaitu :
1.    Semua yang ada di dalam alam semesta ini adalah milik Allah, dimana manusia hanyalah menjadi khalifah yng memegang amanah dari Allah untuk menggunakan milik-Nya (Q.S. Al Baqarah;30);
2.    Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah maka manusia wajib tolong menolong dan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk beribadah kepada Allah (Q.S. Al Taubah;71); ;
3.    Beriman pada hari kiamat, yang merupakan asas penting dalam suatu sisteem ekonomi isalam. Karena dengan keyakinan ini, tingkah laku ekonomi manusia akan dapat terkendali. Sebab ia sadar bahwa semua perbuatannya akan dimintaai pertanggungjawaban kelak oleh Allah.

G.  Arti Pentingnya Ekonomi Makro Islam
Dalam ekonomi makro terdapat beberapa persoalan yang perlu diatasi agar persoalan tersebut tidak bertambah parah. Persoalan-persoalan tersebut, yaitu :
1.    Pengangguran
Pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Ketiadaan pendapatan mengakibatkan para penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Disamping itu juga dapat mengganggu taraf kesehatan seseorang tersebut. Pengangguran yang berkepanjangan akan menimbulkan efek psikologis yang burukbagi diri penganggur dan keluarganya.[6]
Apabila keadaan pengangguran disuatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Nyatalah bahw amasalah pengangguran merupakan masalah yang sangat buruk efeknya kepada perekonomian dan masyarakat.
Menyediakan kesempatan kerja yangs esuai dengan jumlah tenaga kerja merupakan tanggung jawab penting suatu perekonomian. Disamping itu kebijakan pemerintah sangat penting. Artinya dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi dan penciptaan kesempatan kerja.
2.    Masalah pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam amsyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negar untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah modal, dan teknologi yang digunakan semakin berkembang. Disamping itutenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, pengalaman kerja, dan pendidikan yang semakin menambah keterampilan mereka.
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka panjang disetiap periode sesuatu masyarakat akan menambah kemampuannya untuk memproduksikan barang dan jasa. Dalam setiap periode jumlah tenaga kerja akan bertambah karena ada golongan penduduk yang memasuki angkatan kerja. Investasi masa lalu akan menambah barang-banrang modal dan kapasitas memproduksi masa kini.

3.    Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga secara menyeluruh yang disebabkan oleh penawaran uang yang berlebihan, kenaikan gaji, ketidakstabilan politik dan kemerosotan nilai mata uang. Selain itu dalam (Hartono, 2006) mengatakan bahwa inflasi adalah naiknya harga barang dan jasa umum secara berkelanjutan atau sustanble.

4.    Neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah gambaran mengenai hubungan ekonomi yang berlaku diantara suatu negara dengan berbagai negara lain yang memberi informasi tentang nelai ekspor dan impor, transaksi jasa-jasa, aliran modal jangka panjang(penanaman modal asing, dan aliran modal jangka pendek. Defenisi lain, Neraca pembayaran adalah catatan tentang transaksi ekonomi internasional suatu negara terhadap negara lainnya dalam kurun waktu tertentu.
Selain menstabilkan neraca pembayaran ini usaha lain yang biasanya dilakukan oleh suatu negara adalah menggalakkan perkembangan ekspor barang dan jasa dan meningkatkan pengaliran masuk modal jangka panjang dan jangka pendek. Suatu negara akan timbul masalah apabila sesuatu negara tersebut tidak menjada kestabilan neraca pembayaran.

H.  Model Makro Ekonomi Islam
Model makro ekonomi islam merupakan abstraksi dari realitas atau teori yang disederhanakan yang menunjukkan hubungan diantara berbagai variabel ekonomi, yang terbagi menjadi variabel endogen dan variabel eksogen. Variabel endogen yaitu variabel yang akan dijelaskan oleh sebuah model, sedangkan variabel eksogen yaitu variabel yang ditentukan diluar model. Tujuan model ekonomi ini yanitu menggambarkan hubungan antara variabel ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk grafik, tabel, dan persamaan. Selain itu juga digunakan untuk menjelaskan bagaimana suatu perekonomian bekerja, memprediksi keadaan perekonomian dimasa yang akan datang, dan menguji berbagai pandangan mengenai kebijakan-kebijakan yang bertentangan.
I.     Perbedaan Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro
Dilihat dari
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
Harga
Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)
Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
Tujuan analisis
Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan





BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Ilmu Ekonomi Mikro adalah penerapan ilmu ekonomi dalam perilaku individual sebagai konsumen, produsen maupun sebagaitenaga kerja, serta implikasi kebijakan pemerintah untukmempengaruhi perilaku tersebut.
Ruang Lingkup Ekonomi Mikro Islam meliputi, Asumsi Rasionalitas dalam Ekonomi Islami, Teori Permintaan Islami, Teori Produksi Islam, Teori Penawaran Islam, Mekanisme Pasar Islami, Efisiensi Alokasi dan Distribusi Pendapatan. Karakteristik Ekonomi Mikro Islam yaitu Ekonomi Islam pengaturannya bersifat ketuhanan/ilahiah, ekonomi hanya merupakan satu titik bahagian dari al-Islam secara keseluruhan (juz’un min al-Islam as-syamil), Terkait erat dengan akhlak (murtabithun bil-akhlaq), Elastis (al-murunah), dalam pengertian mampu berkembang secara perlahan-lahan atau evolusi, Objektif (al-maudhu`iyyah), Memiliki target sasaran/tujuan yang lebih tinggi (al-hadaf as-sami), Realistis (al-waqi`iyyah), Harta kekayaan itu pada hakekatnya adalah milik Alah S.W.T., Memiliki kecakapan dalam mengelola harta kekayaan (tarsyid istikhdam al-mal).
Ekonomi makro merupakan studi tentang ekonomi secara keseluruhan, yang mana menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan sepertipertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.


B.  Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam perkuliahan mata kuliah Ekonomi Mikro Makro Syariah untuk lebih memahami tentang ruang lingkup ilmu ekonomi mikro makro syariah.





DAFTAR PUSTAKA


Nurul Huda dkk, 2008, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoretis, Jakarta: Kencana.
Prof. Dr. Soeharno, 2007, Teori Mikroekonomi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Rosyidi, suherman, 2006, Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo  persada.
Eko Suprayitno, 2005, Ekonoi islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sadono Sukirmo, 2000, Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga Keynesian Baru, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
http://gado-lado.blogspot.com/2013/01/makroekonomi-bab-i-analisis-makroekomi.html diunduh pada tanggal 29 September 2016 pukul 15.20 WIB
http://www.khafidzt.ga/2014/12/ruang-lingkup-ekonomi-makro_15.html diunduh pada tanggal 29 September 2016 Pukul 15.50 WIB
http://documents.tips/download/link/ruang-lingkup-ekonomi-makro-islam diunduh pada tanggal 29 September 2016 Pukul 15.30 WIB





[1] Prof. Dr. Soeharno, Teori Mikroekonomi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007.hal: 23
[2] Rosyidi, suherman, Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta : PT. RajaGrafindo  persada, 2006.78
[3] ibid
[4] Eko Suprayitno, Ekonoi islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, Yogyakarta: Graha Ilmu,  2005, hlm. 17-19.
[5] Nurul Huda dkk, Ekonomi Islam: Pendekatan Teoretis, Jakarta: Kencana, 2008, hlm. 3.
[6] Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari Klasik hingga Keynesian Baru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 10.

Related Posts:

0 Response to "MAKALAH PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ANALISIS DASAR ILMU EKONOMI MIKRO MAKRO SYARIAH"

Post a Comment